Jakarta, 3 September 2025 – Media sosial ramai dibanjiri unggahan foto profil berwarna pink dan hijau. Fenomena ini muncul usai gelombang demonstrasi yang berlangsung sejak Kamis (28/8/2025). Dua warna tersebut kini dikenal dengan sebutan Brave Pink dan Hero Green, yang menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap DPR RI dan pemerintah.

Warganet menggunakan warna ini untuk menyuarakan “17+8 Tuntutan Rakyat, yang berisi desakan reformasi dan penghentian kekerasan aparat.

Makna Brave Pink & Hero Green

Brave Pink lahir dari keberanian seorang perempuan berjilbab pink, yang viral setelah terekam menghadang anggota Brimob dengan bendera Merah Putih saat demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI. Sosok yang dikenal sebagai Ibu Ana itu menuai pujian publik karena sikapnya yang berani.

Sementara Hero Green merujuk pada penghormatan bagi Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online yang tewas setelah dilindas kendaraan taktis Brimob pada Kamis malam. Warna hijau dipilih karena identik dengan seragam ojol sebagai bentuk solidaritas.

Anang (28), pembuat generator foto profil dua warna tersebut, membenarkan makna simbolis ini.
“Pink terinspirasi dari ibu-ibu berjilbab pink yang berani menghadapi polisi, sedangkan hijau diambil dari almarhum Affan dan perjuangan para ojol beberapa hari kemarin,” jelasnya, Selasa (2/9/2025).

Isi 17+8 Tuntutan Rakyat

Aksi simbolik ini juga terkait langsung dengan seruan 17+8 Tuntutan Rakyat. Beberapa poin di antaranya:

  • Bentuk tim investigasi independen untuk kasus kematian Affan Kurniawan dan korban lain.
  • Hentikan keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil.
  • Bebaskan seluruh demonstran yang ditahan dan hentikan kriminalisasi rakyat.
  • Batalkan kenaikan gaji/tunjangan DPR dan publikasikan anggaran secara transparan.
  • Selidiki harta anggota DPR yang bermasalah oleh KPK.
  • Reformasi besar-besaran DPR, partai politik, perpajakan, hingga kepolisian.
  • Pastikan upah layak, lindungi buruh kontrak, serta buka dialog dengan serikat pekerja.

Deadline tuntutan ini dibagi dua: jangka pendek pada 5 September 2025 dan jangka panjang pada 31 Agustus 2026.

Data Korban Demo Menurut Komnas HAM

Komnas HAM mencatat sedikitnya 10 orang meninggal dunia dalam rangkaian demonstrasi sejak 25 Agustus 2025, sebagian besar diduga akibat kekerasan aparat. Selain itu, terdapat 1.683 orang ditahan dan 429 mengalami luka-luka, dengan 46 di antaranya masih dirawat.

Beberapa korban tewas yang teridentifikasi antara lain:

  • Affan Kurniawan – driver ojol, tewas tertabrak rantis Brimob di Jakarta.
  • Akbar Basri, Sarina Wati, Syaiful Akbar, dan Budi Haryadi – tewas saat kebakaran Gedung DPRD Makassar.
  • Rusdamdiansyah – driver ojol, tewas akibat pengeroyokan di Makassar.
  • Sumari (60) – tukang becak, diduga tewas akibat paparan gas air mata di Solo.
  • Rheza Sendymahasiswa Amikom Yogyakarta.
  • Iko Juliant Juniormahasiswa UNNES.
  • Andika Lutfi Falah – pelajar SMKN 14 Tangerang.

Dari DPR ke Jalanan

Gelombang protes awalnya dipicu isu tunjangan rumah DPR RI sebesar Rp50 juta. Dari sana, aksi yang bertajuk “Indonesia Gelap, Revolusi Dimulai” meluas ke berbagai kota, menuntut pembubaran DPR hingga reformasi menyeluruh.

Puncak kericuhan terjadi setelah Affan Kurniawan meninggal dunia di Pejompongan, Jakarta Pusat. Sejak itu, Brave Pink dan Hero Green menjadi simbol perjuangan yang kini menyebar luas di jagat maya.