JAKARTA, 19 Agustus 2025 – Nilai tukar rupiah di pasar spot terus menunjukkan pelemahan yang signifikan hingga akhir perdagangan hari ini. Pada Selasa (19/8), rupiah spot ditutup pada level Rp 16.246 per dolar Amerika Serikat (AS), menandai tren tekanan yang berlanjut.
Penutupan ini mencerminkan depresiasi sebesar 0,29% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya, yang berada di posisi Rp 16.198 per dolar AS. Dengan pelemahan ini, rupiah secara mencolok menjadi mata uang dengan kinerja terlemah di kawasan Asia, mengalami tekanan terdalam di antara para pesaingnya.
Hingga pukul 15.00 WIB, pergerakan mata uang di Asia memang menunjukkan pola yang bervariasi, mencerminkan dinamika pasar global yang kompleks. Dolar Taiwan, misalnya, menunjukkan koreksi tipis sebesar 0,26%, namun posisinya masih sedikit lebih baik dibandingkan pelemahan yang dialami rupiah.
Selain itu, sejumlah mata uang lain di Asia juga turut mengalami tekanan. Peso Filipina tercatat tertekan sangat dalam sebesar 21%, sementara won Korea Selatan turun 0,13%. Ringgit Malaysia juga tidak luput dari pelemahan, terkoreksi sebesar 0,05%, disusul oleh baht Thailand yang melemah sangat tipis hanya 0,006% terhadap the greenback.
Namun, tidak semua mata uang di Asia bergerak dalam tren pelemahan. Rupee India berhasil mencatatkan kinerja paling impresif, melonjak 0,27% dan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di benua Asia. Diikuti oleh dolar Hong Kong yang terkerek 0,23%, serta yen Jepang yang menanjak 0,12%.
Optimisme penguatan juga terlihat pada dolar Singapura yang terangkat 0,08%. Sementara itu, yuan China menunjukkan pelemahan yang sangat minim, hanya 0,04% pada perdagangan sore ini, menandakan stabilitas relatif di tengah fluktuasi regional.