Lebih dari 20 Pemimpin Negara dan 600 Tokoh Dunia Berkumpul untuk Membahas Masa Depan Perdamaian
Cheongju, Korea Selatan – Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) akan menyelenggarakan Peringatan 11 Tahun HWPL World Peace Summit pada 18–19 September 2025 di Cheongju, Korea Selatan. Dengan mengusung tema “Bersatu untuk Perdamaian, Bersama Menunaikan Tugas Kemanusiaan,” acara ini akan menghadirkan lebih dari 600 tokoh dunia untuk memperingati 11 tahun pencapaian perdamaian sekaligus merumuskan strategi menuju perdamaian global.
Acara ini akan dihadiri oleh lebih dari 20 pejabat tinggi, termasuk presiden, perdana menteri, ketua parlemen, ketua mahkamah agung, menteri, serta 600 pemimpin dari dunia pendidikan, keagamaan, dan media. Melalui peringatan ini, HWPL akan memaparkan pencapaian utama program perdamaian selama satu tahun terakhir kepada komunitas internasional serta memperkuat kerja sama lintas wilayah guna memperluas jaringan perdamaian global.
Landasan Perdamaian
Peringatan tahun ini berakar pada HWPL World Peace Summit pertama yang digelar tahun 2014, di mana para pemimpin dunia menandatangani dua perjanjian penting: “Kesepakatan untuk Mengusulkan Pembentukan Hukum Internasional bagi Penghentian Perang dan Perdamaian Dunia” serta “Perjanjian Aliansi Agama Dunia” dengan semangat “setiap orang menjadi pembawa pesan perdamaian.” Kedua perjanjian ini menjadi tonggak lahirnya Declaration of Peace and Cessation of War (DPCW) tahun 2016, program Legislate Peace (LP), penguatan harmoni antaragama, serta peran aktif masyarakat sipil dalam perdamaian.
Pencapaian Utama Tahun Lalu
Salah satu capaian terbesar tahun lalu adalah meningkatnya dukungan global terhadap DPCW sebagai instrumen hukum bagi perdamaian berkelanjutan. Resolusi dukungan telah disahkan di berbagai wilayah, termasuk Kota South Fulton, Kota Fairburn, Kabupaten DeKalb, dan Kabupaten Fulton di Negara Bagian Georgia, AS; Provinsi Bayan-Ölgii dan Khovd di Mongolia; Kota Yorosso di Mali; serta Kota Bemasoandro di Madagaskar.
Yang paling menonjol, Parlemen Amerika Latin dan Karibia (PARLATINO) yang beranggotakan 23 negara, mengesahkan resolusi untuk mendukung prinsip-prinsip DPCW serta mendorong negara-negara anggota agar mengadopsinya secara resmi.
Selain itu, dialog lintas agama melalui kajian kitab suci semakin diperluas sehingga partisipasi masyarakat meningkat. HWPL Peace Education juga diadopsi ke dalam kurikulum pendidikan nasional Timor-Leste, dan kampanye persatuan damai Korea, “Donghaeng: Menghubungkan Korea”, semakin diperluas melalui kolaborasi dengan berbagai pemerintah daerah.
Pertumbuhan Anggota dan Komitmen Global
Jumlah anggota HWPL meningkat signifikan dari 500.000 orang tahun lalu menjadi 700.000 orang tahun ini, menunjukkan meningkatnya perhatian masyarakat dunia terhadap perdamaian. Hal ini sejalan dengan pesan Ketua HWPL, Lee Man Hee, pada peringatan 9 tahun DPCW bulan Maret lalu:
“Kita bukan orang asing bagi perdamaian. Kitalah pelakunya, dan kita sendiri adalah perdamaian itu. Mari kita bawa masyarakat global menuju dunia yang damai.”
Kegiatan Global
Selain acara utama di Cheongju, hingga Oktober mendatang juga akan digelar peringatan di 66 lokasi di 60 negara, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 13.000 orang. Kegiatan ini menegaskan tujuan HWPL untuk memperkuat jaringan perdamaian lokal dan mengajak masyarakat dunia bersatu demi mewujudkan misi perdamaian bagi seluruh umat manusia.