KEMENTERIAN Keuangan (Kemenkeu) mencatat investor Surat Berharga Negara (SBN) ritel terus naik signifikan. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) melaporkan pada 2025 total investor ritel mencapai 991.825 orang.
Jumlah tersebut dipaparkan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto. “Capaian kinerja 2025 yang kami highlight di antaranya adalah meningkatnya minat investor ritel, sehingga ini menjadi bagian dari pendalaman pasar domestik,” ucapnya dalam rapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan, Jakarta, Kamis, 11 September 2025.
SBN Ritel adalah produk investasi yang dapat dibeli oleh masyarakat umum atau investor ritel. Produk ini diterbitkan oleh pemerintah sebagai instrumen utang untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berdasarkan paparan Suminto, tren investor ritel SBN terus naik. Pada 2020 jumlahnya 543.220 orang dan meningkat jadi 604.456 di tahun berikutnya. Pada 2022 dan 2023 jumlahnya masing-masing 699.201 dan 814.338. Di 2024 meningkat lagi menjadi 916.574.
Adapun realisasi penerbitan SBN ritel hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp 103 triliun. Terdiri dari Rp 52 triliun Surat Utang Negara (SUN) dan 51 triliun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Sebelumnya Suminto menyatakan total penerbitan SBN pada 2024 meraup Rp 148,5 triliun. Angka tersebut terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. “Kami akan menjaga trajectory ini dengan mendorong penerbitan SBN ritel yang lebih besar pada tahun 2025. Secara normatif, minimal lebih besar dari 2024,” ujarnya kepada Tempo, beberapa waktu lalu.
Penerbitan SBN ritel, kata Suminto, memiliki beberapa kontribusi penting. Selain memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN juga mendukung pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik, dengan memperluas basis investor dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam investasi. Pembiayaan lewat SBN ritel juga berkontribusi pada inklusi keuangan dan peningkatan literasi keuangan masyarakat.
Pilihan Editor: Indonesia Layak Investasi, Mengapa Yield SBN Masih Tinggi