KELOMPOK bersenjata Palestina, Hamas mengatakan pemimpin seniornya, Khalil Al-Hayya, selamat dari serangan Israel di Doha, Qatar pada Selasa, 9 September 2025. Namun lima anggota Hamas dan seorang anggota Pasukan Keamanan Dalam Negeri Qatar tewas.

Serangan itu menargetkan pimpinan senior Hamas di Qatar untuk melakukan perundingan gencatan senjata, menurut pernyataan dari pejabat di masing-masing pihak yang dilansir dari ABC.

Di antara anggota Hamas yang tewas terdapat putra Khalil Al-Hayya, yang merupakan ketua tim negosiasi Hamas dalam perundingan yang sedang berlangsung dengan Israel. Korban tewas lainnya adalah seorang ajudan pemimpin tersebut.

“Kejahatan ini merupakan serangan terhadap kedaulatan Negara saudara Qatar, yang bersama Mesir, memainkan peran penting dan bertanggung jawab dalam mensponsori mediasi dan upaya yang bertujuan menghentikan agresi dan mencapai gencatan senjata serta kesepakatan pertukaran tahanan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa seperti dilaporkan oleh ABC.

Menurut laporan BBC, Hamas mengatakan tim negosiasi bertemu untuk membahas proposal terbaru AS untuk gencatan senjata di Jalur Gaza di sebuah kompleks perumahan di Doha. Kompleks tersebut rusak parah akibat serangkaian ledakan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan itu “sepenuhnya dibenarkan” karena menargetkan para pemimpin senior Hamas yang mengatur serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

Qatar telah mengutuk serangan Israel. Menurut Qatar serangan itu adalah pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.

Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump meyakini insiden itu “sangat disayangkan” tetapi melenyapkan Hamas merupakan “tujuan yang mulia”. Qatar adalah sekutu utama AS di kawasan yang menjadi lokasi pangkalan udara utama Amerika.

Negara ini telah menjadi tuan rumah biro politik Hamas sejak 2012, dan telah bertugas bersama AS dan Mesir sebagai mediator dalam negosiasi tidak langsung antara kelompok tersebut dan Israel.

Saksi mata di Doha mengatakan mereka mendengar sebanyak delapan ledakan terpisah pada Selasa sore, dengan kepulan asap mengepul di atas distrik Katara di utara kota itu. Serangan itu menghantam bangunan tempat tinggal yang menampung beberapa anggota Biro Politik Hamas, menurut otoritas Qatar.

Dalam hitungan menit, Israel mengatakan pihaknya berada di balik ledakan itu. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan dinas keamanan internal Shin Bet mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka melakukan “serangan tepat yang menargetkan pimpinan senior” Hamas.

Media Israel melaporkan bahwa operasi tersebut melibatkan 15 jet tempur Israel, yang menembakkan 10 amunisi terhadap satu target dalam beberapa detik. Seorang pejabat Israel dikutip mengatakan bahwa anggota Hamas yang menjadi sasaran termasuk Khalil al-Hayya, kepala negosiator dan pemimpin Gaza yang diasingkan, dan Zaher Jabarin, pemimpin Tepi Barat yang diasingkan.