Site icon Via

Gentle Parenting: Panduan Lengkap dari Pakar + Tips Praktis!

Via – via.co.id – Dalam dinamika pengasuhan modern, semakin banyak orang tua yang beralih dari pola asuh tradisional yang berlandaskan ketegasan, menuju pendekatan yang lebih lembut dan penuh pengertian, dikenal sebagai gentle parenting. Gaya asuh ini menarik perhatian luas, bahkan di kalangan selebritas seperti aktris Nikita Willy, yang sering membagikan pengalamannya dan memicu rasa penasaran pengikutnya. Namun, apa sebenarnya gentle parenting itu dan mengapa metode ini menjadi pilihan banyak orang tua masa kini?

Menurut dr. Karen Estrella, seorang dokter anak dari Cleveland Clinic, gentle parenting merupakan pendekatan yang berpotensi memberikan dampak positif jangka panjang bagi perkembangan anak. Berbeda dengan pola asuh tradisional yang sering berpusat pada sistem hukuman dan penghargaan—seperti imbalan untuk perilaku baik atau hukuman fisik (yang sangat tidak dianjurkan) untuk perilaku buruk—gentle parenting justru menitikberatkan pada pengembangan kesadaran diri dan pemahaman anak terhadap perilakunya sendiri. Tujuannya adalah untuk membentuk anak-anak yang percaya diri, mandiri, dan bahagia, melalui penanaman empati, rasa hormat, pengertian, serta penetapan batasan yang sehat. Pendekatan ini lebih mengutamakan bimbingan sesuai usia, bukan sekadar respons terhadap perilaku. Seperti yang disampaikan dr. Estrella, “Idenya adalah untuk menjadi seperti pelatih bagi anak daripada pemberi hukuman.”

Dikenal pula sebagai pendekatan yang bebas dari rasa malu, menyalahkan, atau menghukum, gentle parenting, seperti dijelaskan oleh Parents, menempatkan hubungan antara orang tua dan anak sebagai kemitraan kolaboratif. Dalam model ini, baik orang tua maupun anak memiliki peran aktif dalam proses pengasuhan. Sesuai namanya, pola asuh ini mengedepankan kelembutan; orang tua membimbing anak-anak mereka dengan kasih sayang, bukan dengan paksaan. Danielle Sullivan, seorang pelatih pengasuhan, menegaskan bahwa gentle parenting bukanlah tentang memaksa anak untuk berperilaku baik melalui hukuman atau kendali. Sebaliknya, pendekatan ini mendorong penggunaan koneksi emosional, komunikasi terbuka, dan metode demokratis untuk mengambil keputusan bersama dalam keluarga.

Pilar utama dari pola asuh lembut ini melibatkan empat elemen kunci: empati, rasa hormat, pengertian, dan penetapan batasan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Sullivan menjelaskan bahwa gentle parenting memberdayakan anak untuk menjadi individu yang aktif di lingkungannya, mampu menetapkan batasan pribadi, memercayai kebutuhan diri, dan berani menyuarakan pendapat mereka.

Exit mobile version