Bandung Barat, 27 September 2025 – Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat masih menyisakan sorotan tajam. Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, menyebut kejadian tersebut di luar nalar karena ditemukan bahan baku makanan yang tidak segar.

Menurut Nanik, ayam yang digunakan sebagai lauk untuk program MBG ternyata dibeli sejak Sabtu, namun baru dimasak pada Rabu atau empat hari kemudian.
“Bagaimana bisa ayam yang dibeli Sabtu baru dimasak Rabu? Itu sungguh di luar nalar,” ujarnya di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

Ia menambahkan, bila jumlah ayam hanya sedikit dan disimpan di freezer rumah tangga mungkin tidak masalah. Namun, dalam kasus ini ada sekitar 350 ekor ayam yang disimpan. “Freezer mana yang kuat menampung sebanyak itu? Apalagi dalam kondisi lahan operasional dapur besar,” jelasnya.

Data Dinas Kesehatan Bandung Barat mencatat, hingga Kamis (25/9/2025) jumlah korban keracunan mencapai 1.333 orang dari tiga kejadian berbeda di Cipongkor dan Cihampelas.

  • Klaster pertama terjadi di Cipari pada 22–23 September dengan 393 korban.
  • Klaster kedua di Cihampelas melibatkan 192 korban dari sejumlah sekolah.
  • Klaster ketiga di Desa Neglasari, Citalem, dan Cijambu, menambah 201 korban.

Sehari setelahnya, kasus serupa kembali muncul dengan jumlah korban lebih besar, yakni 730 orang. Total korban sebagian besar merupakan pelajar SD hingga SMA/SMK yang mengalami gejala mual, pusing, hingga sesak napas setelah mengonsumsi makanan MBG.

Hingga kini, BGN bersama BIN, polisi, serta Dinkes masih melakukan investigasi mendalam dan berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh atas insiden ini.