Via – – Salah satu jenis pola pengasuhan (parenting) yang sedang naik daun beberapa tahun belakangan ini adalah gentle parenting.
Gentle parenting adalah pola asuh yang lembut, dengan tujuan untuk membesarkan anak-anak yang percaya diri, mandiri, dan bahagia, melalui empati, rasa hormat, pengertian, dan menetapkan batasan yan sehat.
- Baca juga: Apa Itu Gentle Parenting? Simak Penjelasan Pakar
- Baca juga: 5 Tren Parenting Sepanjang 2024, Ada Gentle Parenting
Dikutip dari Parents, Selasa (11/3/2025), pola asuh ini sebagian besar berfokus pada perkembangan yang sesuai dengan usia. Sementera itu, pola asuh tradisional berfokus pada hukuman dan penghargaan.
Parenting coach Danielle Sullivan mengatakan, ada beragam manfaat dari menerapkan pola asuh seperti ini.
“Gentle parenting mengajarkan anak bahwa mereka dapat aktif di dunia, menetapkan batasan mereka, memercayai kebutuhan mereka sendiri, dan menyuarakan pendapat mereka,” terang dia.
Lebih lanjut, gentle parenting dapat membantu mengurangi kemungkinan anak mengembangkan perilaku merundung. Namun, apa saja manfaat lainnya dari menerapkan gentle parenting?
Manfaat menerapkan gentle parenting 1. Mengurangi kecemasan
Penelitian menunjukkan, pola asuh yang lembut dapat mengurangi risiko kecemasan. Bahkan, ada satu penelitian yang menemukan, pola asuh ini dapat mendorong respons yang teratur dalam konteks sosial pada balita yang pemalu.
- Baca juga: Gentle Parenting Bikin Anak Jadi Lembek, Benarkah?
- Baca juga: Gentle Parenting Vs Tiger Parenting ala Asia, Mana yang Lebih Baik?
Penelitian tersebut bertajuk “Parental Gentle Encouragement Promotes Shy Toddlers’ Regulation in Social Contexts”.
2. Hubungan orangtua dan anak yang lebih baik
Penelitian lain menemukan, seperti slow parenting yang juga mengutamakan ikatan (bonding), gentle parenting dapat meningkatkan hubungan antara orangtua dan anak.
Dalam penelitian itu disebutkan, hadiah paling berharga yang dapat diterima oleh seorang adalah cinta, waktu, dan dukungan dari orangtua.
Penelitian tersebut bertajuk “The Importance of Early Bonding on the Long-term Mental Health and Resilience of Children”.
3. Keterampilan sosial yang positif
Anak-anak, terutama bayi dan balita, meniru apa yang mereka lihat. Untuk diketahui, gentle parenting berakar pada empati dan rasa hormat.
- Baca juga: 3 Manfaat Lazy Parenting, Anak Lebih Cepat Mandiri
- Baca juga: 5 Tips Parenting Menghadapi Anak Gen Beta
Karenanya, anak-anak belajar untuk meniru sifat-sifat positif ini, yang membuat mereka cenderung menjadi manusia yang berempati dan penuh rasa hormat.
4. Anak belajar cara berempati
Seperti yang disebutkan sebelumnya, gentle parenting dapat membuat anak tumbuh menjadi sosok yang berempati.
Dikutip dari Cleveland Clinic, ini karena orangtua memusatkan perhatian pada bagaimana tindakan mereka secara langsung memengaruhi perasaan anak.
Saat anak belajar bagaimana mereka membuatmu merasakan sesuatu, mereka juga melihat bagaimana kamu merespons mereka.
Dokter anak Karen Estrella, MD, menerangkan bahwa gentle parenting membantu anak-anak di kemudian hari untuk memahami apakah perilaku mereka akan memberikan hasil yang baik atau tidak.
- Baca juga: Gaya Parenting Berdasarkan Zodiak, Mana yang Terbaik?
- Baca juga: Smart Parenting, Pola Asuh Modern untuk Milenial dan Gen-Z
Terlebih, anak-anak belajar banyak dengan meniru orangtua mereka.
“Jika mereka tahu orangtua mereka merespons terhadap sesuatu dengan berteriak dan menjerit saat gelisah, anak akan merespons dengan cara yang sama karena mereka pikir itu tidak apa-apa,” tutur Estrella.